B29 Argosari, Spot Kemah Terbaik Gunung Bromo

B29 Argosari Gunung Bromo – Sebelumnya, puncak tertinggi di Gunung Bromo diklaim oleh Penanjakan 1 yang juga menjadi sunrise view point terbaik di Bromo.

Namun, sejak B29 Argosari diresmikan, Penanjakan 1 tidak lagi memegang gelar tersebut karena hanya memiliki tinggi 2770 meter di atas permukaan laut (mdpl), sedangkan B29 Argosari memiliki ketinggian 2900 mdpl.

B29 Argosari

Rute Dan Transportasi Menuju B29 Argosari

Nama B29 Argosari sendiri diambil dari desa di mana dataran tinggi tersebut berada, yakni Desa Argosari, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang. Usia areal wisata yang satu ini masih cukup muda, sehingga akses kendaraan sangat terbatas.

Kendaraan roda empat tidak memungkinkan untuk mencapai puncak paling atas sehingga harus menggunakan kendaraan roda dua.

Kecuali wisatawan ingin mendaki hingga ke puncak, yang secara teknis cukup jauh dari lokasi pemberhentian kendaraan roda empat, dapat memanfaatkan penyewaan motor bebek atau lebih baik lagi menggunakan motor trail yang disediakan oleh komunitas warga sekitar lereng.

Jalannya berkelok-kelok dan curam, serta berbatasan tebing, sehingga harus benar-benar ahli dalam berkendara.

B 29 Argosari Sebuah Negeri Di Atas Awan

Perjuangan menuju puncak B29 Argosari yang penuh tantangan dan menguras tenaga akan terbayar lunas begitu wisatawan sampai di puncak dataran tinggi tersebut,di mana sekitarnya diselimuti oleh awan yang cukup tebal hingga terasa seolah sedang berada di atas awan. Panorama alam inilah yang menjadi andalan utama B29 Argosari.

Baca Juga : Tempat Liburan di Malang Dan Gunung Bromo

Terdapat spot kemping yang cukup ramai di daerah puncak B 29 Argosari karena memang lokasi tersebut populer sebagai arena outbond terbaik di sekitar Gunung Bromo, sekaligus pula spot motor cross yang sangat menantang berkat kontur tanah di sekitarnya yang berkelok.

Di sana juga sering digelar pertandingan motor cross sebagai hiburan wisatawan. Sebagai lokasi outbond, puncak Argosari menawarkan sensasi pendakian yang memacu adrenalin bagi para pecinta alam disebabkan medan yang berawan cukup tebal.

Namun, pada saat tertentu, pendaki juga harus paham untuk tidak memaksakan kegiatan bila awan yang menyelimuti terlalu tebal sehingga menghalangi pandangan dan menimbulkan potensi bahaya bagi mereka.